24 Jun 2025, Sel

Perang Iran-Israel Memanas: Serangan Udara Balas Membalas, Ratusan Korban Berjatuhan

Teheran/Tel Aviv – 17 Juni 2025
Konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel kini telah mencapai titik paling panas dalam beberapa dekade terakhir. Serangkaian serangan udara, rudal balistik, dan drone tempur menghujani wilayah masing-masing sejak 13 Juni 2025, menyebabkan kerusakan infrastruktur besar-besaran dan ratusan korban jiwa.

Serangan Udara Israel Hantam Jantung Militer Iran

Israel meluncurkan operasi militer besar bertajuk “Rising Lion” yang menargetkan instalasi nuklir, pangkalan militer Garda Revolusi Islam (IRGC), dan lokasi strategis lainnya di Iran. Salah satu serangan terbesar terjadi di Natanz dan Kermanshah, yang dilaporkan sebagai pusat pengembangan nuklir dan basis drone Iran.

Jet-jet tempur Israel dilaporkan memasuki wilayah udara Iran melalui Irak utara. Dalam serangan ini, setidaknya tiga ilmuwan nuklir senior dan satu komandan IRGC berpangkat jenderal dilaporkan tewas.

“Kami tidak akan membiarkan ancaman eksistensial dari Iran berkembang lebih jauh,” ujar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers darurat.

Balasan Iran: Ratusan Rudal dan Drone Serbu Israel

Sebagai balasan, Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone bunuh diri ke arah Haifa, Tel Aviv, dan beberapa wilayah selatan Israel. Serangan ini menandai babak baru dari operasi Iran bernama “True Promise 3.”

Sistem pertahanan Iron Dome Israel bekerja keras sepanjang malam, namun tidak semua proyektil berhasil dicegat. Beberapa rudal menghantam kawasan pemukiman dan infrastruktur sipil, menyebabkan puluhan warga sipil tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv juga terkena imbas serangan, meskipun tidak ada korban jiwa di antara staf diplomatik.

Korban Jiwa dan Pengungsian Massal

Di Iran:

  • Tewas: 224–406 orang (tentatif)

  • Luka-luka: >1.000

  • Infrastruktur rusak parah: pangkalan militer, instalasi nuklir, jaringan listrik

Di Israel:

  • Tewas: 14–24 orang

  • Luka-luka: >300

  • Wilayah terdampak: Tel Aviv, Beersheba, Haifa

Ribuan warga sipil di Teheran dan Tel Aviv telah mengungsi ke wilayah yang dinilai lebih aman. Rumah sakit kewalahan menangani korban, sementara pasokan listrik dan air bersih mulai terganggu di beberapa kota besar.

Respons Dunia Internasional

Amerika Serikat menyatakan dukungan penuh terhadap Israel, dengan Presiden Donald Trump menyebut bahwa “Israel berhak mempertahankan diri dari ancaman nuklir Iran.” Armada tempur AS kini telah dikerahkan ke kawasan Teluk Persia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa, dan negara-negara G7 menyerukan gencatan senjata segera. Namun, upaya diplomatik tampak belum mampu meredakan situasi.

Sementara itu, China dan Rusia mengecam tindakan Israel yang dinilai “provokatif,” namun juga mendesak Iran untuk tidak memperluas cakupan konflik.

Ancaman Eskalasi Lebih Luas

Beberapa analis militer memperkirakan bahwa konflik ini bisa meluas menjadi perang kawasan yang melibatkan Suriah, Lebanon (Hizbullah), bahkan Yaman. Harga minyak dunia telah melonjak lebih dari 15% sejak awal konflik.

Tak hanya itu, terjadi pula serangan siber besar-besaran yang dilaporkan menargetkan sistem perbankan dan jaringan komunikasi di Iran.

“Ini bukan lagi konflik lokal. Dunia sedang menyaksikan titik balik baru dalam keamanan global,” kata Dr. Aryeh Saban, pakar geopolitik Timur Tengah dari Universitas Tel Aviv.


🔚 Kesimpulan

Perang Iran dan Israel yang sebelumnya bersifat bayangan (proxy war dan sabotase rahasia), kini telah berkembang menjadi konflik terbuka dengan skala kehancuran besar. Dengan dukungan penuh AS terhadap Israel, dan retaliasi brutal dari Iran, situasi ini berpotensi menjadi perang terbesar di Timur Tengah dalam 20 tahun terakhir.

Masyarakat internasional kini berada dalam dilema antara tekanan diplomatik dan urgensi untuk mencegah perang yang lebih luas.


Penulis: Tim Redaksi Techwoly.com
Tanggal Publikasi: 17 Juni 2025
Sumber: Associated Press, The Times, Times of India, Al Jazeera, WSJ