Balita di Bengkulu Muntah Cacing Gelang dari Mulut dan Hidung

Khaira Nur Sabrina, seorang balita berusia 1,8 tahun dari Kabupaten Seluma, Bengkulu, mengalami kejadian yang mencengangkan ketika ia mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidungnya. Kejadian ini terjadi saat ia menjalani perawatan di rumah sakit, yang memicu perhatian publik akan kondisi kesehatannya yang sangat memprihatinkan.

Orang tua Khaira, Prengki dan Yanti Hastuti, membawa putri mereka ke RSUD Tais setelah melihat gejala sakit yang hanya memperburuk keadaan. Saat tiba di rumah sakit, Khaira hanya memiliki berat badan 8 kilogram dan didiagnosa dengan demam tinggi serta batuk berdahak.

Kondisi ini kemudian didiagnosis sebagai suspek bronkopneumonia, namun tim medis dengan cepat meningkatkan perawatan setelah Khaira memuntahkan cacing secara berulang. Spesialis medis mengevaluasi situasi ini dengan serius, mengingat kualitas perawatan yang sangat dibutuhkan oleh balita tersebut.

Penanganan Medis dan Investigasi Lingkungan Keluarga

Kepala Dinas Kesehatan Seluma, Rudi Syawaludin, mengungkapkan keprihatinan terkait kondisi Khaira yang semakin memburuk. Dalam proses penyembuhan, dokter melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua aspek kesehatan anak tersebut mendapatkan perhatian yang tepat.

Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan masalah serius lainnya, seperti anemia, leukosit tinggi, dan kadar gula darah yang tidak normal, mencapai angka 270. Hasil rontgen juga menunjukkan adanya larva di paru-paru, yang menegaskan betapa seriusnya keadaan kesehatan Khaira.

Oleh karena itu, tim medis memutuskan untuk merujuk Khaira ke RSUD M Yunus di Bengkulu, agar ia dapat menerima perawatan lebih intensif yang diperlukan untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Langkah ini diambil agar diagnosis dan perawatan dapat dilakukan secara lebih menyeluruh.

Reaksi dan Tindakan Pihak Kesehatan

Balita yang mengeluarkan cacing merupakan kasus pertama yang terjadi di Kabupaten Seluma, hal ini tentu saja menjadi fokus perhatian bagi pihak kesehatan setempat. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Seluma, Mazda, menyatakan bahwa kasus ini menuntut taraf penyelidikan yang lebih dalam terkait lingkungan tempat tinggal pasien.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi untuk memahami lebih jauh apakah ada hewan ternak atau faktor lingkungan lain yang berpotensi mempengaruhi kesehatan Khaira. Penyelidikan ini penting agar langkah pencegahan dapat segera diambil untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

Mazda juga menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat akan kebersihan dan kesehatan lingkungan, mengingat dampak buruk yang ditimbulkan oleh kondisi tidak sehat. Kesadaran ini diharapkan bisa mengurangi risiko terpaparnya anak-anak pada penyakit berbahaya.

Pentingnya Perhatian Kesehatan Anak di Wilayah Pedesaan

Kondisi kesehatan anak-anak di daerah pedesaan sering kali menjadi sorotan karena keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. Kasus Khaira menjadi pengingat akan pentingnya perhatian lebih terhadap kesehatan anak di wilayah tersebut. Masyarakat perlu lebih peduli dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar agar terhindar dari penyakit berbahaya.

Keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan yang memadai dapat berujung pada dampak kesehatan yang serius jika tidak segera ditangani. Kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini gejala penyakit sangat krusial, terutama untuk anak-anak yang rentan. Mereka harus lebih aktif dalam melaporkan gejala yang luar biasa seperti yang dialami Khaira.

Seluruh masyarakat perlu saling mendukung dalam upaya menanggulangi penyakit menular yang bisa mengancam kesehatan anak. Dengan adanya perhatian dan kerjasama dari berbagai pihak, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan.

Related posts