Gabriel Han Willhoft-King, seorang pemain sepak bola berdarah Indonesia, baru-baru ini membagikan pengalamannya yang mendalam saat berlatih dengan tim utama Manchester City di bawah bimbingan Pep Guardiola. Meski hanya menjadi bagian dari skuad U-21, pelatih legendaris itu memberinya kesempatan yang tidak akan terlupakan.
Pengalamannya berlatih bersama bintang-bintang seperti Kevin De Bruyne dan Erling Haaland menjadi momen yang penuh emosi bagi Willhoft-King. Dia merasakan campur aduk antara kekaguman dan keinginan untuk membuktikan kemampuannya di level tertinggi.
“Momen ketika saya dipanggil oleh Guardiola sangat mengesankan. Ini adalah kesempatan langka yang tidak akan pernah saya lupakan,” jelasnya. Dalam pengalamannya, dia melihat langsung dedikasi dan keahlian para pemain top dunia.
Ada Kesulitan dalam Berlatih Bersama Pemain Bintang Dunia
Bersama tim utama, Willhoft-King merasakan intensitas latihan yang jauh berbeda. Kecepatan dan teknik yang ditampilkan oleh pemain seperti De Bruyne dan Gündogan sangat menantang, dan dia menyadari bahwa latihan dengan tim utama bukanlah hal yang mudah.
Dia menggambarkan pengalaman latihan sebagai proses yang melelahkan. “Kami hanya mengejar bola selama setengah jam, itu sangat menguras tenaga,” katanya. Menurutnya, menekan pemain berkelas dunia bukanlah hal yang gampang.
Bagi Willhoft-King, interaksi dengan pemain utama sangat berbeda dari latar belakangnya. Meskipun mereka terlihat sebagai superstar, dia menyadari bahwa mereka juga manusia biasa yang bersikap santai dan saling mendukung satu sama lain.
Keputusan Mengejutkan untuk Pensiun Dini dari Sepak Bola
Baru-baru ini, Willhoft-King mengejutkan banyak orang dengan keputusannya untuk pensiun dini dari dunia sepak bola. Keputusan ini diambil setelah ia kehilangan semangat dalam rutinitas yang monoton sebagai pemain profesional.
Dia mengakui bahwa saat berada dalam pelatihan yang intens, dia merasa tertekan dan tidak bahagia. “Saya merasa bosan dan tidak menikmati setiap momen dalam latihan,” ujarnya. Perubahan ini mengarahkannya untuk mencari cara baru agar lebih bermakna dalam hidupnya.
Dengan beralih ke pendidikan, Willhoft-King menemukan gairah baru. “Sekarang, saya merasa lebih bersemangat dengan menjalin pertemanan dan mengikuti kegiatan akademis,” tambahnya.
Pergelutan Antara Cinta Sepak Bola dan Keinginan untuk Berprestasi di Bidang Lain
Meskipun dia mencintai sepak bola, Willhoft-King merasa bahwa ada lebih banyak peluang di luar lapangan hijau. Dia percaya bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan dan dikejar selain menjadi pesepakbola profesional.
“Saya merasa bisa mengeksplor lebih jauh di luar sepak bola,” tandasnya. Dia ingin menjalani berbagai pengalaman yang dapat memperkaya hidupnya dan bukan hanya fokus pada satu bidang saja.
Bagi Willhoft-King, ini adalah langkah yang berani. Meninggalkan dunia sepak bola demi pendidikan dan kebahagiaan pribadi mungkin bukan keputusan semua orang, tetapi dia merasa itu adalah pilihan yang tepat untuk masa depannya.
