Dalam menjalankan kegiatan sosial, pola memasak dan distribusi menjadi elemen penting dalam menjaga kualitas makanan yang diberikan kepada penerima manfaat. Dadan menekankan bahwa SPPG lama sudah menemukan ritme kerja yang baik, namun SPPG yang baru sering khawatir mengenai kelancaran pengiriman, sehingga memproduksi makanan terlalu awal.
“Salah satu instruksi saya adalah agar SPPG baru memulai dengan daftar penerima manfaat yang sudah ditentukan. Misalnya, jika ada 3.500 penerima di 20 sekolah, saya minta mereka untuk melayani dua sekolah terlebih dahulu, baru kemudian meningkat ke empat dan selanjutnya,” jelasnya.
“Setelah proses memasak dan pengiriman dapat dilakukan tepat waktu dan jumlah yang sesuai, barulah mereka bisa memperluas jangkauan dan meningkatkan jumlah penerima manfaat,” tambahnya dengan penuh harapan.
Dadan juga mengingatkan akan pengalaman buruk yang pernah dialami SPPG di Banggai, Sulawesi Tengah, di mana kualitas makanan menurun akibat perubahan pemasok bahan baku yang dilakukan secara mendadak. Hal ini menunjukkan betapa perubahan yang tidak terencana dapat berdampak besar pada hasil akhir.
“Kami memberikan instruksi agar setiap perubahan pemasok dilakukan secara bertahap. Ini penting agar setiap aspek kegiatan dapat berjalan dengan baik tanpa mengganggu kualitas makanan yang disajikan,” ungkapnya, menekankan pentingnya perencanaan yang matang.
Pentingnya Perencanaan dalam Distribusi Makanan
Perencanaan yang matang dalam distribusi makanan tidak hanya berpengaruh pada kesesuaian jumlah yang disediakan, tetapi juga pada waktu pengiriman. Dadan menjelaskan bahwa SPPG perlu memastikan semua proses telah teruji sebelum memperluas jangkauan layanan mereka.
Dengan memulai dari jumlah kecil, SPPG dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Ini akan membantu mereka untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama yang pernah terjadi di tempat lain.
Selain itu, SPPG juga diharapkan untuk memperhatikan feedback dari penerima manfaat. Umpan balik ini dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas layanan serta memahami kebutuhan yang sebenarnya dari masyarakat yang dilayani.
Pengalaman SPPG di Banggai dan Pembelajaran Berharga
Kisah SPPG di Banggai memberikan pelajaran berharga tentang risiko perubahan yang tergesa-gesa. Ketika mengganti pemasok secara mendadak, mereka mengalami penurunan kualitas makanan yang disajikan.
Dadam menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh sebelum melakukan perubahan, termasuk studi tentang pemasok baru yang akan diajak kerjasama. Ini adalah langkah yang krusial untuk menjaga integritas dan kualitas setiap hidangan yang disiapkan.
Dengan menerapkan pendekatan bertahap, SPPG dapat menjaga kelangsungan layanan yang baik dan sekaligus memastikan bahwa semua pihak yang terlibat berada dalam jalur yang sama. Tujuannya adalah untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada anak-anak di sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Masa Depan SPPG dan Target ke Depan
Melihat ke depan, Dadan optimis bahwa SPPG dapat mencapai tujuan mereka dengan strategi yang tepat. Transformasi dalam sistem distribusi makanan merupakan langkah awal menuju perbaikan yang lebih besar dalam program ini.
Dengan pelatihan dan pengarahan yang tepat, semua anggota SPPG diharapkan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan dan tantangan yang ada. Keterlibatan aktif semua pihak sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang.
Secara keseluruhan, Dadan berharap agar semua SPPG dapat saling berbagi pengalaman dan belajar dari masing-masing kasus. Ini adalah bagian dari upaya untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik bagi distribusi makanan kepada mereka yang membutuhkan.
