Frank van Kempen menghadapi situasi yang tidak menguntungkan dalam perjalanan karier kepelatihan di tanah air. Meskipun ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U-20, ia tidak pernah memimpin tim tersebut dalam pertandingan resmi.
Sejak diangkat pada 5 Juli 2025, Van Kempen tidak memiliki kesempatan untuk menjalankan tugasnya secara langsung. Dengan tidak adanya agenda resmi, pelatih asal Belanda ini lebih banyak berperan sebagai pendukung di tim nasional.
Timnas Indonesia U-20 terakhir kali tampil di ajang Piala Asia U-20 pada Februari 2025, di mana mereka dilatih oleh Indra Sjafri. Sejak saat itu, tidak ada kegiatan resmi yang melibatkan Van Kempen, dan ini menghambatnya dalam memperkenalkan strategi dan filosofinya sebagai pelatih utama.
Perjalanan Karier Frank van Kempen di Indonesia
Karier Van Kempen di Indonesia dimulai dengan harapan besar. Dikenal sebagai mantan pemain profesional, ia diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan bagi Timnas U-20.
Namun, berbagai kendala muncul sejak awal penunjukannya. Jadwal pertandingan yang tidak jelas dan ketidakpastian di PSSI membuat Van Kempen tidak bisa menunjukkan kemampuannya sebagai pelatih.
Tanpa pengalaman bertanding yang nyata, tantangan yang dihadapi oleh Van Kempen semakin berat. Ia banyak melihat pemain muda berlatih tanpa kepemimpinan langsung darinya, yang tentu saja berpotensi mengurangi efektivitas tim.
Sebagai pelatih kepala, ia seharusnya bisa menerapkan metode pelatihan yang telah direncanakan. Akan tetapi, kenyataan berbeda, di mana ia lebih banyak berperan membantu pelatih lain di kelompok usia yang berbeda.
Kondisi ini tentunya membuat Van Kempen merasa terasing dari perannya sebagai pelatih utama. Ia sempat membayangkan bagaimana seharusnya tim dapat tumbuh dan berkembang di bawah bimbingannya.
Evaluasi Menyeluruh PSSI dan Dampaknya
Setelah kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, PSSI melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jajaran kepelatihan. Evaluasi ini diharapkan dapat membawa perbaikan bagi masa depan sepakbola Indonesia.
Keputusan untuk mengakhiri kerja sama dengan beberapa pelatih, termasuk Van Kempen, merupakan langkah strategis yang diambil untuk mendorong perubahan. Hal ini dilakukan setelah mempertimbangkan hasil dan performa tim secara keseluruhan.
PSSI secara resmi mengumumkan bahwa kerja sama dengan Patrick Kluivert berakhir lebih cepat dari yang direncanakan. Bersamaan dengan itu, Van Kempen juga ikut dicoret dari daftar pelatih.
Keputusan tersebut tentu saja mengejutkan banyak pihak, mengingat harapan yang ada ketika Van Kempen pertama kali ditunjuk. Namun, dalam olahraga, hasil adalah segalanya, dan evaluasi menjadi hal yang tak terhindarkan.
Siklus pergantian pelatih dalam dunia sepakbola memang bukan hal baru. Namun, harapan para penggemar tetap tinggi, agar sosok baru dapat membawa perubahan positif untuk Timnas Indonesia ke depan.
Peran Van Kempen di Tim Nas Lain
Selama masa jabatannya, Van Kempen mendapati dirinya berperan sebagai asisten dalam tim lain. Ia terlibat langsung dengan Timnas Indonesia U-23 dan Timnas senior, mendampingi pelatih Gerald Vanenburg dan Patrick Kluivert.
Peran asisten ini memberikan kesempatan bagi Van Kempen untuk belajar dan beradaptasi dengan budaya sepakbola Indonesia. Meskipun tidak dapat memimpin Timnas U-20, ia tetap berusaha memberikan kontribusi terbaik.
Tersisa waktu di tim lain membuatnya tetap aktif, dan pengalaman sebagai asisten berpotensi memperkaya kapasitasnya sebagai pelatih. Ia berupaya untuk menyerap informasi dan pengalaman dari berbagai situasi di lapangan.
Namun, di balik kesempatan tersebut, rasa kekecewaan karena tidak dapat memimpin U-20 tetap menyelimuti. Hal ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia sepakbola, situasi bisa berubah dengan cepat.
Van Kempen, meskipun tidak memiliki catatan resmi sebagai pelatih U-20, tetap memiliki kesempatan untuk memperbaiki kariernya di masa depan. Setiap pengalaman adalah pelajaran, dan ia dapat belajar dari tantangan yang dihadapi.
