Selebritas media sosial yang dikenal sebagai Resbob atau Muhammad Adimas Firdaus PS kini terjebak dalam kontroversi besar. Tindakannya yang diduga menghina suporter tim sepak bola Persib Bandung dan masyarakat suku Sunda membuatnya dilaporkan ke pihak berwajib oleh kelompok pendukung yang tergabung dalam Viking, serta elemen masyarakat Rumah Aliansi Sunda Ngahiji.
Setelah laporan itu, Resbob diduga menghilang dan menghindari aparat penegak hukum. Pihak kepolisian kini tengah mencari jejaknya dari sejumlah tempat, termasuk kediaman orangtuanya di Jakarta dan pacarnya di Jawa Timur.
Penyelidikan Polisi dan Jejak Resbob yang Hilang
Polisi mulai melacak keberadaan Resbob setelah menerima laporan terkait dugaan penghinaan tersebut. Dari penyelidikan yang dilakukan, terungkap bahwa ia berpindah-pindah lokasi untuk menghindari penangkapan. Pelaku diduga berada di beberapa daerah di Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menjelaskan bahwa polisi telah mengidentifikasi profil dan alamat Resbob. Lokasi terakhir yang terdeteksi adalah di kawasan Bidara Cina, Jakarta, di mana pihak kepolisian telah mencoba menemui orangtuanya.
Sayangnya, saat petugas tiba di alamat tersebut, Resbob tidak berada di sana. Penyelidik kemudian melanjutkan pencarian hingga ke lokasi di Jawa Timur, di mana mereka bertemu dengan kekasihnya.
Informasi dari pacarnya mengindikasikan bahwa Resbob telah meninggalkan Jawa Timur dan kembali berpindah ke arah barat menuju Jawa Tengah. Ini merupakan langkah yang diambilnya untuk menghindari penegakan hukum yang sedang dilakukan oleh kepolisian.
Pelaku kini sedang dalam buruan intensif untuk menjaga stabilitas dan keadilan di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang merasa tersinggung oleh ucapannya.
Dampak Kecaman terhadap Ujaran Kebencian
Setelah video yang memicu kontroversi beredar luas, reaksi tajam dari masyarakat segera muncul. Resbob dituduh menyebarkan ujaran kebencian yang menargetkan suku Sunda, yang membuat banyak kalangan terluka. Kelompok Viking Persib Bandung menjadi salah satu yang paling vokal dalam mengecam tindakan tersebut.
Dua laporan resmi telah diajukan ke kepolisian, dan agenda pemeriksaan kasus ini sekarang berada di Polda Jawa Barat. Laporan tersebut juga mendapatkan dukungan moril dari berbagai elemen masyarakat, termasuk elemen-elemen lain yang merasa terdiskriminasi.
Tindakan Resbob tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga berpotensi memecah belah komunitas. Kualitas integrasi sosial yang selama ini terjaga bisa terganggu akibat ujaran kebencian yang disebarkan melalui media sosial.
Pihak kepolisian tidak hanya mencari untuk menegakkan hukum, tetapi juga berusaha untuk menjaga ketertiban sosial di tengah masyarakat yang merespon dengan cepat terhadap insiden ini. Kecaman tersebut datang dari berbagai kalangan, tak hanya dari masyarakat Sunda, tetapi juga publik yang lebih luas.
Setiap reaksi yang muncul adalah pengingat bahwa ujaran kebencian tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang beradab. Upaya penegakan hukum bertujuan untuk menciptakan rasa aman bagi semua elemen masyarakat.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf dari Resbob
Di tengah maraknya kecaman, Resbob akhirnya mengeluarkan pernyataan untuk mengklarifikasi situasi. Dalam sebuah unggahan video di media sosial, ia menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa tersakiti. Ia beralasan ucapannya keluar dari kondisi yang tidak sadar.
Dalam video tersebut, Resbob mengaku tidak ingat dengan jelas ucapannya selama siaran langsung di media sosial karena kondisi tidak sadar akibat alkohol. Ia menyebutkan bahwa peristiwa tersebut menjadi pembelajaran berharga untuk dirinya dan ingin meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.
“Ketidaksadaran menjadikan kecelakaan saya dalam ucapan,” ucapnya dalam klarifikasi. Ia juga menyerukan kepada masyarakat untuk menjauhi alkohol demi menjaga perilaku dan ucapan mereka.
Permintaan maaf tersebut disambut berbagai tanggapan; ada yang menerima dengan lapang dada, tetapi tak sedikit yang tetap merasa kecewa. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan Resbob telah menimbulkan luka yang dalam pada beberapa kalangan.
Sikap Resbob kini menjadi sorotan, apakah ia akan bertanggung jawab dan menyerahkan diri kepada pihak kepolisian, atau justru terus berupaya menghindar dari proses hukum yang sedang berjalan.
