Juventus Tak Berhasil Kalahkan Torino di Derby Turin

Juventus dan Torino bertemu dalam derby Turin yang sangat dinantikan, yang berlangsung di Stadion Allianz pada pekan ke-11 Liga Italia. Pertandingan ini berakhir imbang tanpa gol, meskipun Juventus tampak lebih mendominasi selama 90 menit.

Meski Juventus menguasai jalannya permainan, Torino menunjukkan ketahanan dan keahlian dalam bertahan. Mereka berhasil mematahkan berbagai upaya serangan dari Bianconeri yang diharapkan bisa meraih tiga poin di kandang sendiri.

Peluang pertama didapat oleh Torino ketika Saul Coco melepaskan tembakan yang dapat diamankan oleh kiper Juventus, Michele Di Gregorio. Ini menunjukkan bahwa Torino mampu memberikan ancaman meskipun lebih banyak ditekan oleh lawan.

Juventus Menciptakan Peluang Namun Tak Berhasil

Juventus tidak tinggal diam dan membalas dengan serangan dari Khephren Thuram, namun tembakannya berhasil ditangkap oleh kiper Torino, Alberto Paleari. Peluang demi peluang terus tercipta, namun penyelesaian akhir menjadi masalah bagi kedua tim.

Pada menit ke-61, Torino hampir memecah kebuntuan melalui Giovanni Simeone, tetapi sundulannya tidak berhasil menjebol gawang Juventus. Serangan-serangan yang dilakukan Torino membuat suasana semakin menegangkan, seiring dengan upaya Juventus untuk merebut kendali penuh pertandingan.

Di sisi lain, Juventus semakin meningkatkan intensitas serangan dengan memasukkan beberapa pemain baru. Pelatih Luciano Spalletti melakukan pergantian untuk menambah daya gedor tim, tetapi hasilnya tetap nihil.

Strategi Pertahanan Torino yang Solid

Torino menunjukkan ketangguhan pertahanan yang luar biasa sepanjang pertandingan. Setiap kali Juventus berusaha menyerang, lini belakang Torino tampil disiplin dan sukses menghentikan laju serangan.

Pemain belakang Torino bekerja sama dengan sangat baik, memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertahan. Mereka mengorganisir diri dengan baik, membuat Juventus kesulitan menemukan celah untuk mencetak gol.

Meskipun Juventus berupaya keras untuk memanfaatkan keunggulan jumlah penguasaan bola, soliditas pertahanan Torino selalu berhasil menahan tekanan. Ini memberikan tambahan motivasi bagi pemain Torino untuk terus berjuang hingga akhir laga.

Peluang Terakhir yang Gagal Dimanfaatkan

Di babak kedua, Juventus terlihat lebih agresif dengan memasukkan Lois Openda untuk menambah variasi serangan. Namun, meski sudah banyak peluang tercipta, ketidakberuntungan terus menghampiri mereka.

Serangan demi serangan dilakukan, namun upaya dari Kenan Yildiz, Weston McKennie, dan Jonathan David tidak membuahkan hasil. Para pemain Juventus tampak frustrasi ketika penyelesaian akhir yang buruk harus membayangi performa mereka.

Dengan waktu yang semakin menipis, Juventus tetap berusaha untuk memecahkan kebuntuan, tetapi semua usaha mereka tidak membuahkan hasil. Skor tetap 0-0 ketika peluit panjang berbunyi, dan kedua tim harus puas dengan satu poin.

Susunan Pemain dan Formasi yang Digunakan

Juventus menggunakan formasi 3-4-2-1, dengan Michele Di Gregorio sebagai kiper, dibantu oleh Daniele Rugani dan Teun Koopmeiners di lini belakang. Di lini tengah, mereka mengandalkan Weston McKennie dan Manuel Locatelli, serta dua gelandang serang Khephren Thuram dan Andrea Cambiasso.

Di sisi lain, Torino tampil dengan formasi 3-5-2, mengandalkan Alberto Paleari di bawah mistar gawang. Skuad mereka terdiri dari tiga bek yang solid dan lima gelandang, termasuk Nikola Vlasic yang berperan penting dalam menyokong serangan.

Dengan kedua tim menampilkan strategi yang berbeda, hasil imbang ini bisa dianggap adil mengingat masing-masing tim punya peluang. Pertandingan ini menunjukkan bahwa baik Juventus maupun Torino memiliki potensi yang bisa dikembangkan untuk pertandingan selanjutnya.

Related posts