Korban Tewas Akibat Ambruknya Ponpes Mencapai 54 Orang, Termasuk 5 Potongan Tubuh

Proses pencarian korban yang terjebak dalam reruntuhan gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo masih berlangsung dengan penuh dedikasi. Hingga saat ini, total korban meninggal dunia mencapai 54 orang, di mana lima di antaranya ditemukan dalam bentuk potongan tubuh, yang menambah kesedihan dalam insiden tragis ini.

Petugas dari berbagai instansi terlibat dalam operasi pencarian ini, bekerja tanpa henti untuk memberikan penanganan yang sebaiknya mungkin. Pada hari ketujuh setelah insiden, sudah ada 27 jenazah yang berhasil dievakuasi dari puing-puing gedung yang ambruk tersebut.

Menurut pernyataan Emi Freezer, Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana, evakuasi dilakukan di berbagai sektor reruntuhan, termasuk beberapa yang terintegrasi dengan struktur utama gedung. Proses identifikasi korban dilaksanakan di rumah sakit untuk memastikan identitas mereka dan membantu keluarga dalam menghadapi musibah ini.

Detail Proses Evakuasi dan Penanganan Korban

Aktivitas evakuasi tetap berlanjut, sementara pembersihan dilakukan di sisi utara bangunan yang kurang terpapar kerusakan. Tim SAR berusaha maksimal untuk memindahkan puing-puing dan menemukan korban yang mungkin masih terjebak di dalamnya.

Pada hari yang sama, Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya menjalin koordinasi dengan seluruh pihak yang terlibat. Meskipun beberapa potongan tubuh telah ditemukan, masih terdapat ketidakpastian terkait keterhubungan antar bagian tubuh tersebut.

Proses identifikasi yang dilakukan oleh DVI Polda Jatim menjadi sangat krusial untuk memastikan kebenaran data mengenai jumlah korban. Pengumpulan bukti-bukti dan detail kondisi masing-masing potongan tubuh akan dilakukan secara cermat dan hati-hati.

Timeline Kejadian Runtuhnya Gedung

Pondok Pesantren Al Khoziny mengalami runtuhnya gedung tiga lantai yang terjadi pada sore hari, ketika para santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah. Momen tersebut mengundang perhatian publik dan memicu gelombang empati dan dukungan terhadap para korban yang terdampak.

Pihak berwenang telah memulai investigasi untuk mencari tahu penyebab pasti dari ambruknya bangunan, termasuk faktor apakah ada kelalaian dalam perencanaan, pengawasan, atau tahap pembangunan. Hal ini penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Dengan lebih dari seratus orang berhasil ditemukan dari lokasi kejadian, di mana 104 dalam kondisi selamat, situasi ini menunjukkan betapa pentingnya keselamatan dan penanganan darurat yang baik. Namun, diperlukan perhatian lebih untuk para korban yang masih hilang agar segala upaya evakuasi bisa maksimal.

Dampak Sosial dan Psikologis bagi Keluarga Korban

Tragedi ini bukan hanya mengundang perhatian dalam hal operasi evakuasi, tetapi juga mengangkat isu psikologis yang dialami oleh keluarga korban. Berita tentang kehilangan orang terkasih dapat memberikan dampak yang mendalam dan berkepanjangan bagi pihak yang ditinggalkan.

Psikolog sudah mulai melibatkan diri untuk memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka. Mereka diharapkan dapat membantu menangani perasaan kehilangan dan trauma yang mungkin menghinggapi masyarakat setempat setelah kejadian tersebut.

Penting bagi komunitas untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan moral, agar keluarga korban merasa tidak sendirian dalam proses penyembuhan dan berduka. Diajaknya masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam memberikan bantuan juga menjadi langkah positif dalam proses pemulihan ini.

Related posts