Menyerap Anggaran Rp28,1 Triliun dari Total Rp71 Triliun

Badan Gizi Nasional mencatat bahwa serapan anggaran program makan bergizi gratis telah mencapai Rp28,1 triliun dari total anggaran Rp71 triliun yang ditargetkan untuk tahun 2025. Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan bahwa pencapaian ini menandai keberhasilan dalam memanfaatkan dana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kami mendapatkan laporan terbaru bahwa penyerapan anggaran ini sudah mencakup 39 persen dari total budget kami. Selain itu, ada tambahan dana standby sebesar Rp28 triliun,” ungkap Dadan dalam sebuah program di televisi nasional.

Dadan juga menerangkan bahwa tingginya serapan anggaran ini berkaitan dengan peningkatan jumlah penerima manfaat. Hal ini terlihat dari terbentuknya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang semakin banyak di lapangan.

Pentingnya Program Makan Bergizi Gratis untuk Kesehatan Masyarakat

Program makan bergizi gratis adalah salah satu upaya pemerintah untuk memastikan masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, mendapatkan asupan gizi yang cukup. Dalam beberapa tahun terakhir, masalah gizi buruk masih menjadi tantangan serius di Indonesia.

Melalui program ini, pemerintah berharap dapat menurunkan angka prevalensi stunting dan mengurangi jumlah anak yang mengalami malnutrisi. Keberhasilan program ini tentunya akan berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Dengan peningkatan anggaran, diharapkan pengadaan makanan bergizi bisa lebih merata dan tepat sasaran. Hal ini juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada sektor gizi masyarakat.

Strategi Efektif dalam Penyerapan Anggaran Program

Salah satu strategi yang diterapkan oleh BGN adalah pembentukan SPPG, yang berfungsi sebagai wadah untuk menjalankan program gizi. Dengan adanya SPPG, penyerapan anggaran bisa dilakukan secara lebih terstruktur dan efisien.

Dadan menambahkan bahwa setiap SPPG yang terbentuk memiliki potensi untuk menyerap anggaran antara Rp100 juta hingga Rp1 miliar dalam satu bulan. Ini menunjukkan bahwa program ini mengedepankan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan dana.

“Kami berhasil memverifikasi antara 150 sampai 200 SPPG per hari,” ujarnya. “Dengan cara ini, kami bisa menghasilkan penyerapan yang bisa mencapai Rp200 miliar setiap harinya.”

Prediksi Peningkatan Anggaran dan Penerima Manfaat

Dalam waktu dekat, BGN memprediksi penyerapan anggaran akan terus meningkat, dengan estimasi tambahan senilai Rp6 triliun dalam waktu 10 hari ke depan. Dadan optimis dengan tren penyerapan ini, sehingga total serapan anggaran dapat mencapai Rp34 triliun.

Namun, dalam tantangan yang terjadi pada tahun sebelumnya, BGN terpaksa mengembalikan anggaran sebesar Rp70 triliun kepada pemerintah. Ini disebabkan oleh keterlambatan dalam penyerapan dana yang dialokasikan untuk program MBG.

Dengan alokasi anggaran yang meningkat tajam pada tahun 2026, diharapkan BGN mampu mengoptimalkan fungsi dan tugasnya dalam pelayanan gizi masyarakat. Alokasi ini termasuk dana cadangan yang cukup besar untuk memastikan kelancaran program tersebut.

Related posts